Wednesday, May 25, 2005

Epsiode III-Revenge of the Sith : review

The Circle is Complete

Setelah seolah-olah ingin menyaingi adegan mesra film-film Bollywood pada Episode II (Remember, adegan Anakin berkejar-kejaran bergulingan mesra dengan Amidala di padang rumput Tatooine .... yaiiikkssss), bersiap-siaplah menonton 'Star Wars' di awal film.

I mean it's really 'Perang Bintang' dalam arti harfiah. Misi penyelamatan Konselor Palpatine yang diletakkan di awal-awal film benar-benar disajikan dalam skala yang megah. Kalo boleh ngomong, adegan perang tersebut hanya bisa dikalahin oleh Lord of the Rings.

Satu lagi, setelah perang di es, di hutan, di padang pasir dan di luar angkasa, pada episode III ini penonton diajak menyaksikan perang Droids melawan bangsa Wookies.... di pantai. Damn, It's something new!

Pertarungan dengan lightsaber juga semakin banyak. And i am glad, Palpatine akhirnya main Lightsaber... COOL. Final fight antara Anakin melawan Obi-wan di Mustafar benar-benar panjang. Dengan background gunung berapinya, dramatik. Tapi lagi-lagi, koreografinya masih kalah bagus oleh tarung lightsabernya Gon-Jinn & Obi Wan VS Darth Maul. Mungkin Lucas perlu menyewa Yuen Woo Ping (Matrix's martial art coreographer), kalo soal adegan combat (kidding!).

Soal penampilan Lord Vader? Thumbs down. Kurang puas aja ngeliatnya. Meski semua penonton tepuk tangan (termasuk saya), tapi entah kenapa The Rise of Lord Vader kurang dibikin 'Sangar' oleh tim artistik. So flat. Padahal, saya sangat mengharapkan sememorable adegan “Luke, i am your father”.

Dari segi cerita saya tak mau banyak ngomong, karena bisa jadi plot yang ada adalah spoiler berat bagi yang belum nonton episode IV. Tapi percayalah, hampir semua pertanyaan yang muncul di semua episode, terutama episode IV sampai VI terjawab sudah.

Hanya beberapa hal kecil yang masih menggantung di benak. Masa sih di galaxy far far away yang sudah mampu membuat robot dan pesawat luar angkasa secanggih itu, angka kematian ibu melahirkan tidak bisa ditekan menjadi nol? Apakah mereka tidak mengenal teknologi 'kuno' bernama Bedah Caesar, yang harus dilakukan jika ternyata proses persalinan normal dianggap akan membahayakan nyawa ibu dan atau bayi yang akan dilahirkannya?

Juga, kenapa di Return of the Jedi, Leia bilang ibunya meninggal waktu dia kecil. Dia juga ingat wajah cantiknya (lho?). Padahal Padme meninggal waktu melahirkan Luke & Leia.

Dan apa alasan Yoda memilih sembunyi ke Dagobah system tidak dijelaskan.

But, hey... there's always a hole Right? That's why i'm here...


P e m a i n :
Akting Hayden Christensen cukup bagus. Creepy tapi kadang-kadang tampak fragile. Mengingatkan saya pada akting DeNiro dalam Taxi Driver. Natalie Portman juga sedikit lebih bagus dari 2 episode lalu, meski masih jauh dari akting kualitas Oscarnya di Closer. Sayangnya, entah kenapa adegan romance antara Anakin dan Amidala tetap masih kurang chemistry-nya. Satu lagi bukti bahwa George Lucas memang bukan expert soal love story. Sorry Mr....

Hubungan Obi-wan dengan Anakin juga terbentuk dengan baik. Hal inilah yang tidak saya temui di episode II. Karakter General Grevious juga sangat mengesankan diantara droids-droids yang bodoh itu. Aksen batuk-batuknya benar-benar baru dalam konteks dunia robot. Yes, these droid's got TBC!!

SO, as for me, sebagai fans Star Wars sejak lama, cukup terpuaskan, mengingat dua episode sebelumnya dikecewain berat. At least semua pertanyaan-pertanyaan mendasar di episode IV sampai VI terjawab. Not A Classic (Empire Strike Back is a classic, anyway) tapi tetap salah satu film terbaik tahun ini.

Rating: 7 out of 10


JR

0 Comments:

Post a Comment

<< Home