Monday, November 07, 2005

The Machinist :: review



The Machinist (2004)
Cast: Christian Bale
Director: Brad Anderson


Overview:
Seberapa besarkah totalitas seorang aktor dihargai dalam ajang Oscar? Well, nggak ada jawaban yang pasti. Tapi yang jelas, di tahun 2004, AMPAS membuat kesalahan besar dengan tidak memasukkan nama Christian Bale untuk nominasi aktor terbaik atas perannya dalam film ini.
Bale berperan sebagai Trevor Reznick, seorang pekerja kasar di pabrik besi yang telah mengalami insomnia selama setahun. Trevor bukannya tidak ingin tidur, tapi ketika hendak tertidur dia selalu terbangun oleh sesuatu hal.
Untuk melewati malamnya, dia habiskan dengan membaca, mengencani WTS lokal (Jennifer Jason Leigh) serta mengunjungi coffee shop di sebuah airport. Di situ dia selalu ditemani oleh waitress cantik (diperankan dengan sangat bagus oleh Aitana Sanchez) yang merupakan karakter kunci dari teka teki dalam film ini. Hari-harinya yang membosankan mendadak berubah setelah beberapa kejadian membingungkan dialaminya. Mulai pertemuannya dengan lelaki aneh bernama Ivan, munculnya tulisan di lemari es di rumahnya serta kecelakaan di tempat kerjanya. Trevor mulai merasa paranoid dan mengira ada konspirasi jahat yang akan menjebak dirinya. Apakah semua itu sengaja untuk menjebak dirinya ataukah ada hal di luar nalar yang sedang dialaminya?

Review:
Di luar aktingnya yang solid (as always), untuk menghidupkan sosok yang tidak tidur selama setahun, Bale menurunkan berat badannya hingga 60 pounds (!). Tidak akan dijumpai tubuh atletisnya seperti dalam American Psycho ataupun Batman Begins. Tubuhnya seolah hanya dibungkus tulang saja. Terus terang saja, saya tidak pernah menemukan seorang aktor yang berkorban sedemikian besarnya untuk sebuah peran. Bahkan Robert DeNiro sekalipun. Apakah hal ini perlu? Well.. untuk karakter ini: YA!!. Trust me... Saya pernah mengalami insomnia. Berat badan turun drastis... and i feel weird!
Untuk penyutradaraan, Brad Anderson menghadirkannya dengan sangat pekat... dalam arti sebenarnya. Selama film, kita seolah-olah sedang menyaksikan sebuah film horor. Seperti pada filmnya terdahulu, Session 9, Brad berhasil membuat suasana yang moody, tone warna yang dingin dan alur yang sulit tertebak. Penonton akan dibuat bertanya-tanya dari awal hingga ending yang bakal menjelaskan semuanya.
Acungan jempol buat penulis Scott Kosar. Ternyata dia bukan penulis spesialis remake saja (Texas Chainsaw, Amytiville Horror). Dialog-dialognya yang minimalis, pas sekali dengan mood film ini. Keep the audience guessing! Masih belum cukup, balutan musik yang old fashioned seakan-akan membawa kita pada suasana film suspens tahun 50an, yet spooky indeed.

Overal:
The Machinist berhasil dalam menggabungkan gaya film noir tahun 50an dengan sentuhan industrialis tahun 90an. Sebuah mixing surealis antara kenyataan dan mimpi yang bisa jadi tanpa kita sadari berjalan berdampingan. Sekali lagi, Christian Bale menunjukkan performa yang sangat prima. Did i mention “as always”?


Rating: 8 out of 10

- joe -

0 Comments:

Post a Comment

<< Home