Tuesday, May 10, 2005

Janji Joni :: review

ANTARA RITCHIE, TARANTINO & MEIRELLES






Kalo kemaren dulu gue sebel abis sama sisipan komedi
Banyu Biru, maka sekarang kondisinya berbeda 180
derajat. Film Janji Joni adalah film luar biasa baru
di dalam konteks perfilman Indonesia. Sekali lagi, Nia
Dinata sanggup jaga kualitas film yang diproduksinya
meski ditangani sutradara debut: Joko Anwar (sekaligus
sebagai writer).


Di sebuah forum pernah ada yang mengulas
kemiripan film ini dengan filmnya Guy Ritchie. Indeed,
it's so Snatch and Lock Stock and Two Smoking Barrels.
Ditambah dengan dialog-dialog panjang gaya Quentin
Tarantino berisi state of mind si penulis naskah yang
juga sutradara. Well, this film is a mixture between
plotting, incident, dialogue and music. Persis di
model film-filmnya Ritchie, film dibuka dengan narasi.
Kemudian masuk ke animasi dengan background musik
sebagai penyambungnya. Di sepanjang film, ada backlash
di tengah alur maju yang cepet lagi-lagi dengan musik
yang bukan scoring tapi soundtrack. It's so Guy
Ritchie.


Sementara scene dialog banyak menampilkan
dialog-dialog panjang yang kadang nggak penting.
Remind me of what? Tarantino...hehehe. Denger narasi
si Joni malah inget sama film True Romance. Take a
look at scene antara Reza (si bocah dari Planet
Football) dan Nicolas yang menampilkan dialog-dialog
cepet dan panjang. Quite rare from Indonesian scene.
Apalagi aktingnya dibuat natural.

Ada lagi adegan yang mirip dengan salah satu film
karya Alejandro Meirelles, Cidade de Deus. Yaitu
adegan kejar-kejaran antara Joni,Toni dan Foni dengan
orang-orang kampung. Bahkan secara keseluruhan tekstur
warna-nya amat sangat ngingetin gue sama film itu
(Cidade de Deus).

Bukan cuplik sana cuplik sini-nya yang pengen gue
bahas, tapi kredit sekaligus respek sama Joko Anwar
sebagai sutradara dan writer. He's done a quite good
job. Ini film yang memberikan rasa baru di dunia
perfilman Indonesia. Scene komedinya sangat pas dengan
gaya yang dipilih. Coincidental accident yang jadi
tema...adalah tema juga dari Snatch, Lock Stock (Guy
Ritchie), Pulp Fiction, Reservoir Dogs (Quentin
Tarantino), dan bahkan Cidade de Deus (Alejandro
Meirelles)...whatta coincidental.

Secara storyline dan akting, please kesampingkan aja.
Meski make banyak cameo, tapi ngga ada yang
extraordinary. Segala poin plus udah diasbet sama sisi
teknis. Bravo, yet again...

However, this is the storyline: Joni adalah pengantar
rol film yang sangat penting buat ngejaga agar film
tetep running di bioskop selama satu periode. Suatu
hari shit happened, Joni mesti ngelewatin bad day di
delivery scene terakhir. Didorong profesionalisme yang
kuat (doi belom pernah telat) sekaligus kemungkinan
ngedate sama cewe cakep (Mariana Renata) maka segala
petualangan aneh pun dijalani Joni. Dari motor-nya
yang dicolong sampe numpang ke ambulans UGD.

Bravo Joko Anwar

Rating: 7

H